DENPASAR, SELASA - Negara-negara Asia ramai-ramai bermigrasi dari penggunaan aplikasi komputer berbasis proprietary ke aplikasi berbasis open source. Tekad tersebut disuarakan dalam Asia Open Source Software Symposium (AOSSS) VIII yang dibuka, di Denpasar, Bali, Selasa (13/2) yang dihadiri para pakar dan praktisi Teknologi Informasi dari Jepang, India, Pakistan, China, Korea, Srilanka, Bangladesh, Nepal, Mongolia, Taiwan, dan negara-negara anggota Asean. Direktur Industri Jasa Informasi Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Katsuhiko Kaji, mengatakan Jepang sebenarnya sudah lama menggunakan Open Source Software (OSS) namun pemerintah baru secara resmi menyerukan pengembangan OSS sejak Maret 2006. "Saat ini di Jepang OSS sudah digunakan sebanyak 20 persen," katanya. Migrasi ke OSS juga sudah dilakukan oleh negara-negara lainnya seperti China, Taiwan, Korea, India, Pakistan, hingga Kamboja. "Tahun ini Kamboja sudah mulai melakukan migrasi ke open source dan diharapkan telah menggunakan 100 persen OSS pada 2008," kata Deputi Sekjen Pengembangan SDM dan Free/Open Source Software (FOSS) Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Kamboja, Noy Shoung. Sementara itu, Dirjen Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika Cahyana Ahmadjayadi menegaskan, hal penting dari migrasi ke OSS adalah meninggalkan software ilegal menuju software yang legal. "Dengan dikembangkannya OSS, masyarakat bisa memilih mau yang proprietary tetapi mahal atau yang produk OSS yang gratis, keduanya sama-sama legal. Jadi yang penting yakinkan bahwa OSS itu adalah pilihan cerdas," tandasnya. Pemerintah sendiri, menurut Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, yang menjadi Keynote Speaker pada simposium itu, sudah mengembangkan sejumlah aplikasi OSS seperti IGOS Nusantara 2006 yang bisa menggantikan aplikasi-aplikasi proprietary. OSS, ujarnya, bukan sekedar produk yang dapat menggantikan software-software mahal, tetapi lebih pada terbukanya peluang berinovasi dengan kode-kode yang terbuka untuk dikembangkan menjadi berbagai aplikasi lainnya. Open Source sendiri berbasis pada kode-kode terbuka yang dapat dimanfaatkan siapapun dan dikembangkan secara terbuka seperti Linux, Apache, atau MySQL. Ini membedakan dengan software proprietary yang kode-kode pengembangannya tertutup untuk publik dan dijual dengan harga jauh lebih murah.
Link: http://www.kompas.com/ver1/Iptek/0702/13/180026.htm
Sumber: Antara
Penulis: Wah
Negara-negara Asia Ramai-ramai Migrasi ke Open Source
Jumat, Agustus 10, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar