Berburu Cinta Atas Nama ALLAH

Sabtu, September 01, 2007

Manusia menginginkan hidupnya tenteram, sukses, bahkan ingin menjadi pemimpin; seluruh perkataannya ingin didengar, diperhatikan, sekaligus dituruti sesuai dengan keinginannya. Namun, Banyak kendala yang dialami umat Islam ketika berinteraksi dengan sesamanya yang lain. Ada yang sungguh-sungguh bekerja, tapi ia masih tetap tidak dihargai pekerjaannya. Ada yang sudah berusaha bergaul, tapi ia masih tetap belum mendapatkan tempat di hati mereka. Ada yang sudah memiliki ilmu yang tinggi, tapi masih tetap perkataannya tidak diikuti. Lebih ironis lagi, seseorang sudah berusaha agar ia dicintai, dijadikan panutan, tapi ia malah dimusuhi.

Ada banyak orang-orang sukses di bidangnya masing-masing. Terutama junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Beliau adalah orang yang paling sukses mengambil hati manusia, sehingga beliau dicintai, dihormati, dikagumi, disegani oleh kawan maupun lawan, bahkan agamanya begitu mudah diterima oleh mereka yang mengenal beliau secara objektif. Kenapa demikian? Karena beliau menerapkan metode atau sistem brilian, bagaimana cara mendekati hati mereka, yang tentunya juga berdasarkan dari bimbingan Allah SWT.

Buku yang diterbitkan Penerbit Qultummedia ini, adalah sebuah risalah berjudul “Cara Kami Mengetuk Hati Orang Lain”. Di dalamnya, penulis menjelaskan beberapa cara bermanfaat, sifat-sifat terpuji dan perilaku-perilaku mulia yang dapat membantu meraih simpati, kecintaan, dan kasih sayang dari orang lain. Hati orang lain tidak dapat dikendalikan, kecuali oleh orang yang pandai memperlakukannya dengan baik. Sebab, hati laksana sebuah kaca. Berapa banyak kata yang menyakitkan hati --yang tidak diperhatikan dengan seksama oleh pembicaranya- - menjadi sebab kehancurannya, sehingga hati itu tidak lagi bersih dari kedengkian dan kebencian seperti sebelumnya, kecuali hanya dengan kehendak Allah I. Benarlah apa yang dikatakan seorang penyair:

Berusahalah menjaga hati orang lain dari sesuatu yang menyakitkan. ...

Sebab mengembalikannya setelah kehancurannya sungguh menyulitkan. ...

Sesungguhnya jika hati orang lain telah lari dari kecintaan... .

Laksana sebuah kaca yang hancur, tak lagi dapat disatukan... .

Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk bersandar kepada metode asli, yaitu yang terdapat dalam Kitab Allah dan Hadits Rasulullah yang otentik, serta riwayat (atsar) dari ulama salaf yang telah ditetapkan.

Muhammad bin Ismail Al ‘Umrani
Penerbit : Qultummedia
Tahun : 2007
Jmlh Hal : 148 (Hard Cover; Luks)

0 komentar: